Tombak Publik.
Rumah warga di Kota Medan terendam banjir, tampak dibeberapa titik Kota Medan salah satunya di kawasan Martubung rumah warga bagaikan bermukim ditengah kolam. Pemandangan banjir bisa jelas dilihat di Kecamatan Medan Labuhan. Banjir diperkirakan sudah mencapai hampir 1 Meter. Banjir terjadi akibat curah hujan deras pada, Kamis malam (26/11/21).
Pantauan awak media tombakpublik.com dilokasi banjir tampak diseluruh Kawasan Perumahan Griya Martubung di Jalan Rawe dan 12 Kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan di rendam banjir, debit air berangsur naik menggenangi rumah warga disebut sejak Pukul 02.30 WIB dini hari hingga menjelang siang hari.
Unggul Manurung (37), salah seorang warga Matubung mengatakan bahwa hujan turun sangat deras dan disertai angin kencang selama 7 Jam dan akibatnya airpun meluap keluar dari saluran drenase.
"Daerah ini memang sudah jadi langganan ketiban banjir setiap turun hujan deras. Persoalan ini sudah sering dikeluhkan masyarakat ke Pemerintah Kota Medan. Namun, realisasi penanganan banjir belum ada" ujar Unggul.
Menurutnya lagi, banjir juga terjadi akibat banyaknya aliran parit yang tidak berfungsi. Masyarakat tidak tahu harus mengeluh kemana karena setiap hujan turun akan terjadi banjir dan akan merusak barang-barang elektronik warga yang terkena air banjir tersebut dan warga berharap keseriusan pemerintah untuk mengatasi banjir yang menjadi langganan setiap musimnya.
Ditempat yang sama Devi Anggraini (40) juga warga sekitar mengatakan, banjir yang menjadi langganan diwilayahnya tersebut membuat aktivitas sekolah anak-anak mereka menjadi terganggu dan tidak bisa pergi ke sekolah. dan bahkan banjirpun membuat pihak sekolah meliburkan proses belajar mengajar, begitu juga saat awak media menyambangi sekolah Santo Paulus disebutkan banyak anak didik yang tidak hadir masuk sekolah diakibatkan banjir.
Kepala Sekolah SMP Santo Paulus yang tinggal di Griya Jalan Bakti Abri komplek BTN sangat prihatin dengan musibah banjir tersebut yang membuat proses belajar mengajar menjadi terganggu karena hampir 50 Persen siswapun banyak yang terlambat hadir di sekolah.
Kepala Sekolah SMP Santo Paulus Asprina Surbakti ,S.Pd yang dikenal dengan senyumnya yang manis tersebut sangat mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah agar sedapat mungkin warga bisa keluar dari masalah banjir yang setiap saat menghantui warga.
Dan dilokasi banjir tampak telah berdiri dapur umum yang diterapkan di 2 titik yaitu dilokasi Mesjid Aljrah komplek BTN AL dan di Greja Ouikumene. Tujuan dari dapur umum tersebut untuk menampung warga terutama anak-anak dan Lansia yang harus mengungsi yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
BPBD sendiri saat dikonfirmasi mengatakan masih melakukan pendataan terhadap setiap warga yang datang memgungsi ke dapur umur akibat dampak banjir tersebut.
Nelly juga warga sekitar yang rumahnya terendam banjir yang didampingi Ketua Forum Komunikasi Jurnalis Dan LSM Medan Labuhan Wilmar Napitupulu mengeluhkan "Kami meminta Pemko Medan untuk benar-benar memperhatikan kondisi masyarakatnya disini. Kami butuh perhatian pemerintah supaya daerah tempat tinggal kami ini tidak lagi menjadi langganan banjir" sebutnya.
Tampak Gandi yaitu Lurah baru di Kelurahan Besar berada di dapur umum dan saat dikonfirmasi mengatakan saat ini dirinya berada di komplek BTN guna memantau situasi dan dia datang ke dapur umum karena dapur umum tersebut dijadikan tempat pengungsian warga, dan juga terlihat disana Babinsa Trisno Abadi yang turut memantau situasi tempat pengungsian warga tersebut.
(S Siburian).