JAKARTA_Presiden RI Jenderal Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Jenderal Besar TNI HM Soeharto. Gelar itu diberikan atas jasanya memimpin BKR Yogyakarta usai proklamasi kemerdekaan tahun 1945.
Pemberian gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres 116/TK tahun 2025 tentang Penganugerahan Pahlawan Nasional. Prosesi penganugerahan gelar Pahlawan Nasional diwakilkan oleh ahli waris.
Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasional Demokrat memberikan selamat kepada keluarga Cendana atas gelar pahlawan yang diberikan untuk Presiden RI ke-2 Soeharto.
"Ya kita ucapkan selamat kepada keluarga besar pak Harto ya, atas pemberian gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah kepada pak Harto ya," ucap Surya Paloh kepada wartawan di Gedung Nasdem Tower, Jakarta, hari Selasa (11/11/2025).
Presiden RI Jenderal Prabowo Subianto menetapkan 10 tokoh menjadi Pahlawan Nasional. Penetapan ini merupakan penghargaan dan penghormatan tertinggi dari negara atas jasa-jasa mereka yang luar biasa untuk kepentingan mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Penetapan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, salah satunya Jenderal Besar TNI HM Soeharto yang berjasa saat menjadi Wakil Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Yogyakarta usai proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Saat itu, Soeharto memimpin pelucutan senjata pasukan Jepang di Kota Baru pada tahun 1945.
Juga Presiden ke-4 RI Abdurrachman Wahid atau Gusdur yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional bidang perjuangan politik dan pendidikan, juga aktivis buruh perempuan yang gugur saat masa Orde Baru Marsinah.
Adapun 10 nama penerima gelar pahlawan beserta jasa-jasanya untuk Indonesia ;
1. Almarhum KH Abdurrahman Wahid dari Provinsi Jawa Timur (Bidang Perjuangan Politik dan Pendidikan Islam).
2. Almarhum Jenderal Besar TNI HM Soeharto dari Provinsi Jawa Tengah (Bidang Perjuangan Bersenjata dan Politik).
3. Almarhumah Marsinah dari Provinsi Jawa Timur (Bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan).
4. Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja dari Provinsi Jawa Barat (Bidang Perjuangan Hukum dan Politik).
5. Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah dari Provinsi Sumatera Barat (Bidang Perjuangan Pendidikan Islam).
6. Almarhum Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo dari Provinsi Jawa Tengah (Bidang Perjuangan Bersenjata).
7. Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (Bidang Perjuangan Pendidikan dan Diplomasi)
8. Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil dari Provinsi Jawa Timur (Bidang Perjuangan Pendidikan Islam)
9. Almarhum Tuan Rondahaim Saragih dari Provinsi Sumatera Utara (Bidang Perjuangan Bersenjata).
10. Almarhum Zainal Abidin Syah dari Provinsi Maluku Utara (Bidang Perjuangan Politik dan Diplomasi).
@ilhamlubis
Komentar