Tombak Publik.
Rosnani Napitupulu histeris saat menunggu kedatangan jenazah Sakti Fernando Napitulu adik bungsunya di rumah orangtuanya di Lingkungan IV Kelurahan Tanah Enamratus Kecamatan Marelan, Selasa (15/02/22).
Rosnani mengatakan, adiknya paling bungsu tersebut meninggal 5 Menit setelah disuntikkan Antibiotik oleh Dokter di Rumah Sakit Umum Semun.
Dia juga mengatakan, padahal sebelumnya Rosnani telah melarang Dokter supaya tidak menyuntik Sakti, Karena Sakti memiliki alergi, namun Dokter lalai dan tetap menyuntikkan Antibiotik.
"Ada alergi obat buk, kata Dokter bertanya. dan rosnani menjawab, Ada.
dan Rosnani langsung melarang Dokter supaya adiknya tersebut jangan diberikan suntikkan antibiotik tersebut. Tapi disuntik juga, dan setelah disuntik mereka bilang enggak sengaja" terang Rosnani.
Rosnani mengisahkan, Sakti yang sehari-hari berprofesi sebagai Satpam saat pergi bekerja tergelincir di sekitar Jalan Kol Yos Sudarso, Jalan Bawal Belawan pada Senin (15/02/22). Dan Sakti mengurungkan melanjutkan ke tempat kerja dan Sakti langsung pulang ke rumah.
Mengetahui adiknya tersebut tergelincir kemudian Rosnani membawa Sakti berobat ke Rumah Sakit Umum Esmun di Jalan Marelan Pasar I.
Pasca tergelincir dari sepeda motor, Sakti hanya mengalami luka pada bagian lengan dan sedikit oyong atau pusing, namun masih bisa berjalan normal.
Dan setiba di RSU Esmun mereka sempat ditolak oleh pihak RSU Esmun dan kemudian diterima dan berakhir meninggalnya Sakti setelah disuntik oleh Dokter yang keterangannya bahwa yang disuntikkan itu adalah Antibiotik.
Rosnani melihat adiknya disuntik Antibiotik dan setelah itu Sakti langsung mengatakan dia merasakan sesak nafas dan juga merasa pusing lalu kejang-kejang.
Kemudian Sakti adiknya tersebut mengeluarkan buih dari mulutnya dan juga sampai mengeluarkan kotoran.
Atas peristiwa ini, Rosnani telah melaporkan tindakan Dokter yang dianggapnya mengakibatkan orang meninggal dunia tersebut ke Polsek Medan Labuhan dan saat ini adiknya sedang diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.
Sementara itu, ketika wartawan menyambangi Rumah Sakit Umum Esmun, seorang oknum yang mengaku Humas bawahan Budiman melarang wartawan saat ingin mengkonfirmasi terkait kejadian tersebut dan Humas yang mengaku bawahan Budiman itupun juga menepis kamera wartawan.
Akibat perbuatan yang mengaku oknum Humas RSU Esmun tersebut, beberapa wartawan di Medan sepakat akan beramai-ramai bersama melakukan konfirmasi ke RSU Esmun apabila pihak RSU Esmun berniat menutupi peristiwa tersebut.
(S. Siburian).